Aku Layak?

Today, on the midst of December 2020

Hari ini hujan seperti hari-hari di bulan Desember pada umumnya. Meski hujan, biasanya hatiku tetap ceria. Namun memang hari ini pengecualian, di luar hujan, di dalam malah badai Hehehehe.
I'm gonna tell you something, salah satu pengajaran semesta yang tiba-tiba hinggap di kepala.

Jadi begini latar belakangnya: aku baru saja tertolak beasiswa, yang mana aku pingiin banget dapet. Ya di hidup kita, sering kali kita tertolak oleh hal-hal yang kita dambakan. Sometimes I feel like I deserve something or someone of course. Di titik itu juga aku menaruh harapan dan ekspektasi tertinggi bahwa aku akan mendapatkannya (sangat PD kan? ya itu yang terjadi ketika aku merasa "layak"). And you know what? I don't even get that :)

Rasanya gimana? Nano nano dong hehehe. Tapi nano nano yang gak ada manis-manisnya (bukan iklan). Sedih iya, kecewa pasti, dan nge-down (I bet, you know exactly how I feel!). Padahal udah didoain pula wkwkwwk. Setelah fase roller coaster itu (tadi di puncak, sekarang di jurang hehe), aku menyelam ke dalam diriku dan berintrospeksi bahwa ada beberapa kemungkinan:

1. Hal itu (yang kita rasa kita layak dapat), itu bukan kemauan Dia yang set the plan. I and everybody know that He knows better. Tapi kok ya masih kecewa gitu hehehe

2. Aku belum layak untuk hal itu

3. Itu atau dia tidak layak buatku

4. Gatau juga kenapa alasannya (You'll never know what's in God's mind)

Nhah, di situ aku mendapati bahwa untuk poin 1, 3, 4 we can't do anything. kita cuma bisa be grateful, thankful, even though kita kecewa, kita sedih. Mau minta? sudah minta kok, tapi tetap gak dikasih :D Mau maksa? boleh, coba aja hehehe (resiko ditanggung pribadi lho). Nanti yang udah coba maksa sama TUHAN, boleh share hasilnya hehe. 

Lalu, jangan lupakan poin ke-2. We can do all the best for point number 2. Layakkanlah dirimu untuk sesuatu yang belum nampak itu. Itulah wujud nyata iman, mengharapkan (dan berusaha) akan sesuatu yang belum nampak. Itulah bagian kita. Jangan ngarepin hasil yang bagus kalau kita belum sungguh-sungguh usaha. Tapi kalau pun kita sudah sungguh-sungguh usaha tapi hasilnya tidak sesuai ekpektasi kita, kita juga siap untuk menerimanya. Kan bagian kita di-mengusahakan ladang, tapi buahnya tetap Dia yang tentukan.

Selamat menjadi lebih bijak dan dewasa :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kucing imut punya mbak Lifi

Haruskah ditanyakan?

Peduli